Nāvā Sutta 322

28 Oct 2019

No.44/IV/Okt/2019

322) Demikianlah, tanpa memahami Dhamma, tanpa mencermati maknanya dari mereka yang mempunyai banyak ilmu, tidak mengetahuinya sendiri, belum menemukan keraguan, bagaimana bisa dia menolong orang lain untuk mengalaminya (nijjhapetuṃ)?

Setelah menyampaikan perumpamaan yang sangat terkenal tadi, tentang bagaimana orang bodoh yang kemudian akhirnya juga menjadi bodoh karena berkumpul dengan guru yang bodoh dan tidak bisa membantu orang lain untuk melihat Dhamma, maka kemudian Buddha mengatakan pasangan syair yang berikutnya:

323) Namun, seperti halnya seseorang yang menaiki perahu yang kukuh, dilengkapi dengan dayung dan kemudi; seorang yang pandai, cakap dan memahami cara; akhirnya mampu membawa banyak orang lain untuk menyeberang di sana.

Dia paham bagaimana mengemudikan perahu ke arah yang dituju dan pandai karena telah terlatih serta cekatan. Dia cakap karena tahu bagaimana menghindari bencana yang mungkin timbul pada saat menyeberangi sungai.

Sumber: Ashin Kheminda, Buku Kompilasi Ceramah tentang SUTTANTA,
Dhammavihārī Buddhist Studies, Jakarta, 2019. Hlm 167-168