Elly Rahardja di Bali

09 Mar 2019

Sukhī hontu,

Saya pertama kali mendengar ceramah Ashin Kheminda di Youtube kira-kira setahun yang lalu. Namun hal itu tidak berlanjut. Baru sekitar bulan September atau Oktober lalu, dengan kondisi batin yang kosong dan haus akan Dhamma, saya kembali mencari video Ashin Kheminda di Youtube. Sekali, dua kali, akhirnya menjadi tiap hari bahkan berkali-kali dalam sehari saya mendengarkan ceramah beliau. Hal ini membuat saya menyadari bahwa banyak sekali waktu yang tidak efektif sebelumnya, yang dipakai untuk menonton tv, main game, chatting, namun saat ini menjadi waktu untuk mendengarkan Dhamma.

Belum lagi, Dhamma yang didapatkan bisa langsung diaplikasikan di dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, ketika rasa khawatir muncul, terus ingat ceramah tentang Jangan Memfitnah Ular. Ketika menginginkan sesuatu yang tidak ada, jadi ingat ceramah Empat Butir Durian. Ketika keinginan yang terus bermunculan dari interaksi pancaindra dengan objeknya, teringat kutipan dari Ashin Kheminda bahwa 'kita terus-menerus mengejar sesuatu hanya untuk mendapatkan sensasi yang sebenarnya sudah pernah kita rasakan sebelumnya'. Dampak Dhamma yang simple ini membuat hidup saya lebih tenang, padahal baru sebagian kecil yang saya dengarkan.

Dari ceramah suttanta, saya mulai masuk ke ceramah Abhidhamma. Materinya perlu dimengerti dan dihafal. Lebih banyak usaha untuk babak yang satu ini. Semoga tetap semangat sampai mengerti.

Sungguh besar viriya dan jasa Ashin Kheminda dalam membabarkan Dhamma. Saya dan teman-teman yang tidak dapat hadir di kelas pun tetap bisa merasakan kenikmatan Dhamma yang indah ini.

Hanya ucapan terima kasih yang dapat saya haturkan untuk Ashin Kheminda yang tak kenal lelah membabarkan Dhamma dan tim DBS yang membantu penyebarannya. Semoga segala jasa kebajikan ini mendorong pencapaian Magga, Phala dan Nibbāna.

Sādhu...Sādhu...Sādhu....

Posting Serupa