Mūlapaṇṇāsapāḷi (I.1C)

logo_dbs_square.png
Dhammavihari
11 Aug 2023

Kanon Pāḷi & Komentarnya

Mūlapaṇṇāsapāḷi

Lima Puluh Diskursus yang di Akar

(I.1C)

Mūlapariyāyavagga

Kelompok Diskursus tentang Akar (MN 5-9/I.1.5 - I.1.9)

Di Majjhima Nikāya

Oleh: Ashin Kheminda

Cetakan I, Oktober 2023

Penyunting: Natalia Lika

Penata letak & Grafis: Ary Wibowo

Penerbit:

Yayasan Dhammavihari

Rukan Sedayu Square blok N 16-19 Jl. Outer Ring Road, Lingkar Luar Jakarta Barat 11730

Tel: 0813-8700-3600

Email: [email protected]; [email protected]

Website: www.dhammavihari.or.id

Pemesanan buku: http://bit.ly/DBSbook

Sinopsis:

  1. Di dalam Diskursus tentang Kecemaran-Kecemaran Batin (Anaṅgaṇasutta— MN 5, Yang Mulia Sāriputta menjelaskan empat jenis individu yang eksis dan ditemukan di dunia kepada para rahib laki-laki, yaitu (a) seorang individu tertentu yang selagi dengan kecemaran-batin tidak mengetahui dengan jelas sesuai realitas seperti ini: ‘Ada kecemaran-batin di dalam hati saya,’ (b) seorang individu tertentu yang selagi dengan kecemaran-batin mengetahui dengan jelas sesuai realitas seperti ini: ‘Ada kecemaran-batin di dalam hati saya,’ (c) seorang individu tertentu yang selagi tanpa kecemaran-batin tidak mengetahui dengan jelas sesuai realitas seperti ini: ‘Tidak ada kecemaran-batin di dalam hati saya,’ dan (d) seorang individu tertentu yang selagi tanpa kecemaran-batin mengetahui dengan jelas sesuai realitas seperti ini: ‘Tidak ada kecemaran-batin di dalam hati saya.’

  2. Buddha memulai Diskursus tentang Jika Seorang Rahib Laki-Laki Menginginkan (Ākaṅkheyyasutta, MN 6) dengan menekankan pentingnya sila dan menjadi rahib-rahib laki-laki yang terkendali dengan pengekangan di dalam peraturan-peraturan disiplin kerahiban. Beliau kemudian merinci manfaat yang bisa didapatkan oelh seorang rahib laki-laki ketika dia bisa menjadi rahib laki-laki yang sempurna dalam hal sila-sila itu juga, menyibukkan diri di dalam keheningan batin yang internal, tidak mengabaikan absorpsi-meditatif, dilengkapi dengan vipassanā dan meningkatkannya di pondok-pondok yang kosong.

  3. Di dalam Diskursus yang berkenaan dengan Selembar Kain (Vatthasutta — MN 7), dengan menggunakan perumpamaan selembar kain, Buddha menjelaskan perbedaan kualitas kesadaran yang kotor karena adanya kontaminan-kontaminan pikiran dan kesadaran yang bersih ketika kontaminan-kontaminan pikiran tersebut telah dimusnahkan.

  4. Di dalam Diskursus tentang Pemotongan Kotoran-Kotoran Batin (Sallekhasutta — MN 8), Buddha menjelaskan ke Yang Mulia Mahācunda bermacam-macam pandangan yang ada di dunia. Kemudian Buddha melanjutkan dengan menguraikan pemotongan-pemotongan kotoran-kotoran batin di dalam disiplinnya orang yang mulia.

  5. Di dalam Diskursus tentang Pandangan yang Benar (Sammādiṭṭhisutta — MN 9), Yang Mulia Sāriputta menjelaskan pandangan yang benar dengan sangat detail, yaitu dengan menguraikan perbuatan yang baik dan tidak baik, makanan-makanan, empat kebenaran yang mulia, usia tua-dan-kematian, kelahiran, eksistensi, pelekatan, nafsu-kehausan, perasaan, kontak dan lain-lain.

Posting Serupa