Program Pabbajjā Sementara tahun 2018 yang diadakan pada tanggal 21 Desember 2018 sampai dengan 1 Januari 2019, merupakan yang keempat kalinya sejak didirikannya Dhammavihārī Buddhist Studies. Pabbajjā kali ini dibimbing oleh Sayalay Uttarā, beliau adalah seorang guru meditasi dari Myanmar yang sudah sangat berpengalaman. Beliau sudah mengajar meditasi sejak tahun 2010. Jumlah peserta pabbajjā kali ini sebanyak 73 orang yang terdiri dari 33 sāmaṇera, 7 sikkhāvati dan 33 aṭṭhasīlani.
Acara pencukuran rambut sebagai simbol dimulainya program pabbajjā, diadakan pada tanggal 21 Desember pagi hari jam 06.00 WIB dan dilanjutkan dengan prosesi penahbisan serta pengambilan sīla yang dipimpin oleh Ashin Kheminda selaku upajjhāya. Ashin Kheminda juga memberikan wejangan singkat dan mengingatkan agar para peserta harus mematuhi peraturan noble silence selama mengikuti pabbajjā. Setelah prosesi selesai, para peserta dipersilahkan untuk menikmati makan siang, lalu berangkat menuju ke Chan Forest, Mega Mendung, Bogor.
Setibanya di Chan Forest, para peserta dipersilahkan untuk beristirahat sebelum acara ceramah Dhamma dimulai pada malam harinya. Topik ceramah yang dipersiapkan oleh Sayalay Uttarā adalah perkenalan tentang meditasi Samatha dan Vipassanā.
Objek untuk latihan meditasi samatha ada 40, namun teknik yang dilatih para peserta di pabbajjā ini adalah teknik meditasi ānāpānasati dengan nafas sebagai objek. Sayalay mengajarkan 5 langkah yang harus diikuti oleh peserta sebagai tahapan awal untuk memperhatikan nafas yaitu mengatur posisi duduk yang nyaman, merilekskan tubuh, meletakkan tangan kanan di atas tangan kiri dan memejamkan mata, merilekskan pikiran dan memperhatikan nafas masuk dan nafas keluar.
Jadwal keseharian para peserta dimulai pada pukul 04.30 WIB diawali dengan kebaktian pagi yang dipimpin oleh Ashin Kheminda. Setelah itu, terdapat kesempatan untuk latihan meditasi hingga waktunya untuk ber-piṇḍapāta pagi pada pukul 06.30 WIB. Barisan piṇḍapāta dipimpin oleh sāmaṇera senior yang diikuti oleh para sāmaṇera lainnya kemudian sikkhāvati dan aṭṭhasīlani sesuai dengan urutan senioritasnya. Setelah makan pagi, para peserta yang mendapatkan jadwal piket membersihkan tempat yang telah ditentukan, sedangkan peserta yang lain melanjutkan latihan meditasi. Piṇḍapāta siang dimulai pada pukul 10.30 WIB yang dilanjutkan dengan makan siang dan istirahat siang pada pukul 12.00-14.00 WIB. Latihan meditasi dilanjutkan pada pukul 14.00-21.30 atau 14.00-20.00 bila ada jadwal ceramah Dhamma.
Pada ceramah Dhamma tanggal 22 Desember, Sayalay Uttarā menjelaskan lebih rinci mengenai 5 tahapan teknik meditasi di atas serta tahapan selanjutnya untuk mengembangkan konsentrasi terhadap nafas. Bila tahapan ini dipraktikkan secara benar maka tanda konsentrasi (nimitta) dapat muncul. Pada pabbajjā kali ini Sayalay mewajibkan setiap peserta untuk melakukan sesi wawancara yang diadakan setiap 2 hari sekali, yang dimulai pada pukul 8.20 WIB untuk para sāmaṇera dan pukul 15.00 WIB untuk para sikkhāvati dan aṭṭhasīlani. Para peserta sangat mengapresiasi kesabaran Sayalay dalam menjawab pertanyaan dan memberikan solusi untuk kesulitan yang dihadapi selama meditasi.
Sayalay Uttarā membabarkan tentang Paramattha Rūpa (materi yang hakiki) pada tanggal 24 Desember. Beliau menjelaskan bahwa paramattha rūpa terdiri dari 28 materi yang dibagi menjadi 4 unsur dasar yang besar (mahābhūta) dan 24 materi yang bergantung kepada 4 unsur dasar yang besar (upādāyarūpa).
Di ceramah Dhamma berikutnya pada tanggal 26 Desember, Sayalay menjelaskan tentang 2 metode yang digunakan dalam meditasi empat elemen yang diajarkan oleh Buddha yaitu metode singkat dan metode detail. Beliau menekankan pentingnya pencapaian konsentrasi (samādhi) setingkat jhāna keempat dalam membantu seseorang berlatih meditasi empat elemen ini. Jika seseorang berhasil dalam meditasi ini maka ia akan mampu melihat klaster-klaster materi (rūpakalāpā) yang dijelaskan pada ceramah berikutnya.
Pada tanggal 28 Desember, Sayalay melanjutkan pembahasan tentang rūpakalāpā. Disini Sayalay menjelaskan tentang cara mengamati 2 jenis rūpakalāpā yaitu klaster materi yang transparan dan yang tidak transparan. Pada metode singkat seorang yogī hanya perlu mengamati rūpakalāpā dan paramattha rūpa di lima klaster materi yang transparan dan enam klaster materi yang tidak transparan yang ada di pancaindra dan landasan hati. Jika seorang yogī hendak melatih metode detail maka ia harus mengamati rūpakalāpā dan paramattha rūpa pada 42 bagian tubuh.
Tanggal 30 Desember 2018 merupakan hari ceramah terakhir, di mana Sayalay menjelaskan tentang sebab kemunculan dari 24 klaster materi. Ada 4 sebab kemunculan materi yaitu; karma (kamma), kesadaran (citta), temperatur (utu) dan sari makanan (āhāra). Akan tetapi ada 4 materi yang dapat muncul tanpa sebab yaitu materi yang tergolong dalam lakkhaṇarūpa (materi-karakteristik). Setelah itu, Sayalay menjelaskan secara mendetail tentang tiap-tiap klaster materi berdasarkan sebab kemunculannya. Ada 9 rūpakalāpā yang lahir dari karma, 8 yang lahir dari kesadaran, 4 yang lahir dari temperatur dan 2 yang lahir dari sari makanan.
Pada malam terakhir progam pabbajjā sementara ini, yaitu pada tanggal 31 Desember 2018. Para peserta sikkhāvati dan aṭṭhasīlani mengucapkan permohonan maaf kepada Sayalay dan dilanjutkan dengan ucapan terima kasih oleh semua peserta. Persembahan bunga kepada Sayalay dilakukan oleh para sikkhāvati, aṭṭhasīlani dan juga para panitia yang dipimpin oleh Bapak Yohendy.
Sebagai penutup, Sayalay memberikan ovāda (nasihat) kepada para peserta. Sayalay berharap agar para peserta dapat dengan tekun melanjutkan praktik meditasi yang telah didapatkan selama progam pabbajjā ini setiap hari, guna mempertahankan pencapaian yang telah didapatkan dan dapat semakin berkembang pada program berikutnya tanpa harus memulai dari awal lagi.
Program Pabbajjā Sementara ini ditutup pada tanggal 1 Januari 2019 dengan prosesi pelepasan jubah dan penurunan sīla di DBS. Setelah itu para peserta bersama-sama menyaksikan video momen-momen pabbajjā, dan menyampaikan apresiasi kepada Ashin Kheminda, Sayalay Uttarā serta para panitia yang telah bekerja keras untuk menyukseskan progam pabbajjā ini.
(Hartono dan Pamela)