Cerita Bergambar
Parābhava Sutta (Diskursus tentang Keruntuhan)
Oleh: Ashin Kheminda
Cetakan I, Mei 2025
Penyunting: Tim Propagasi DBS
Ilustrator: Vanesha Nathalia Ignacia, Godela Beata
Penerbit:
Yayasan Dhammavihari
Rukan Sedayu Square blok N 15-19 Jl. Outer Ring Road, Lingkar Luar Jakarta Barat 11730
Tel: 0813-8700-3600
Email: [email protected]
Website: www.dhammavihari.or.id
Pemesanan buku: http://bit.ly/bukuDBS
Sinopsis:
Parābhava Sutta merupakan Diskursus dari Buddha yang membahas berbagai penyebab keruntuhan atau kehancuran dalam kehidupan seseorang. Diskursus ini disampaikan dalam bentuk tanya-jawab antara seorang dewa dan Buddha, sehari setelah Buddha membabarkan Maṅgala Sutta, Diskursus tentang Berkat-Berkat. Para dewa, merasa bahwa mengetahui sebab-sebab keberhasilan saja belum cukup, berkumpul untuk meminta Buddha menjelaskan pula tentang sebab-sebab keruntuhan. Permintaan ini kemudian dijawab oleh Buddha dalam dua belas syair yang merinci berbagai sikap dan perilaku yang menyebabkan seseorang mengalami keruntuhan dalam hidupnya.
Isi utama dari Parābhava Sutta mencakup dua belas penyebab keruntuhan, antara lain: membenci Dhamma, menyukai orang jahat, malas, tidak berbakti kepada orangtua, menipu, kikir, sombong karena kelahiran atau kekayaan, kecanduan perempuan, alkohol dan judi, tidak setia pada pasangan, kecemburuan yang membutakan, mempercayakan kekuasaan kepada orang tak layak, serta tamak akan kekuasaan.
Penjelasan dari Ashin Kheminda yang dirujuk pada Kitab Komentar dan Subkomentar memperkaya pemahaman tentang Sutta ini. Beliau menekankan pentingnya mengenali kecenderungan perilaku yang merusak dan pentingnya menjalankan sepuluh jalan kamma baik sebagai fondasi untuk kehidupan yang berkembang. Meskipun diskursus ini disampaikan kepada para dewa, isinya sangat relevan bagi manusia modern. Parābhava Sutta menjadi semacam peta spiritual untuk menghindari keruntuhan dalam hidup, serta membimbing pada keberhasilan hidup.