329) Bergembira di dalam Dhamma, senang dengan Dhamma, kukuh di dalam Dhamma, mengerti bagaimana cara menyelidiki Dhamma, seseorang tidak “mengembara” di percakapan yang merusak Dhamma, melainkan hanya yang dituntun dengan kata-kata yang telah benar-benar diucapkan dengan indah.
Selengkapnya
Kajian Tipiṭaka
328. Setelah menanggalkan keangkuhannya, dengan sikap yang santun, seseorang pergi ke hadapan para guru pada waktu yang tepat. Seseorang hendaknya mengingat dan mempraktikkan makna, Dhamma, pengendalian diri dan kehidupan suci. (lanjutan)
Selengkapnya
328. Setelah menanggalkan keangkuhannya, dengan sikap yang santun, seseorang pergi ke hadapan para guru pada waktu yang tepat. Seseorang hendaknya mengingat dan mempraktikkan makna, Dhamma, pengendalian diri dan kehidupan suci.
Selengkapnya
327. Seseorang yang menghormati orang tua, tanpa kedengkian dan mengerti waktu yang tepat untuk melihat guru-gurunya. Ketika khotbah Dhamma sedang berlangsung, mengetahui momen yang bagus tersebut, dia hendaknya mendengarkan dengan penuh rasa hormat kata-kata yang diucapkan denga
Selengkapnya
326. Budi pekerti apa, perilaku apa saja, dengan mempraktikkan kamma apa; seseorang kukuh dengan sempurna dan mencapai hasil yang tertinggi?
Selengkapnya
115. “Setelah seorang yang bijaksana mempertimbangkan keruntuhan-keruntuhan ini dengan saksama, orang mulia yang memiliki ‘penglihatan,’ melanjutkan ke tempat yang aman.”
Selengkapnya